Akhir-akhir ini, ada sesuatu yang mengusik dipikiran gue, walaupun secara lahiriah sesuatu itu tidak merugikan diri gue. IDOLA, ya sesuatu itu adalah idola terhadap artis-artis, ntah artis lokal maupun artis dari mancanegara. dan demam idola ini menjadi penyakit temen-temen gue. kenapa gue sebut penyakit, so karna mereka lebih memilih mengoleksi hal-hal yang berbau aksesoris idolanya daripada mengoleksi sesuatu yang lebih agamis, bukankah itu sebuah penyakit, ya..penyakit krisis moral. gue tau, itu adalah hak setiap orang tanpa terkecuali, mau suka sama siapapun, mau mengidolakan siapa pun. tapi yang menjadi masalah adalah ketika idolanya dijadikannya ibarat nabi, yang setiap kata dan gayanya diikuti, ntah itu dari segi pakaian, aksesoris, atau pun tingkah laku dan gaya bicaranya, tanpa pernah peduli apa agama idolanya. dan yang lebih parah lagi, ketika idola tersebut dipuja-puja, bahkan lebih banyak waktu yang digunakan untuk memuja idolanya, daripada memuja Tuhan, nauzubillah...
Yang lebih miris dan memprihatinkan, pernah gue baca tulisan temen, yang ditunjukan kepada idolanya, dia menganggap dirinya sebagai fans sejati seorang artis, lantas menuliskan "Fans Sejati Tak Akan Pernah Meninggalkan Idolanya Dalam Keadaan Apapun", sederhana memang tulisan itu, dan mungkin dianggap wajar-wajar saja, tapi cobalah pahami dan renungkan kata-kata itu, yang menurut gue arti dari kata-kata itu sudah masuk ke tahap mengkultuskan, atau men-TUHAN-kan artis. kata-kata "Dalam Keadaan Apapun" jika diartikan dalam bahasa manusia berarti, artis itu ngapain aja sampai masuk neraka pun, maka mereka yang menyebut dirinya FANS, pasti secara otomatis ikut terjun bebas masuk dalam neraka, toh itu sudah diikrarkannya dengan kata-kata "Tak Akan Pernah Meninggalkan Idolanya" , luar biasa bukan!! mau tobat itu bagus..atau mau tetap menyandang gelar fans sejati, silahkan...orang yang punya pikiran, pasti bisa milih..
Gue sadar, gue juga manusia biasa, gue juga punya perasaan, punya hati yang berisi rasa suka dan senang terhadap sesuatu, tapi sekali lagi gue tegasin, bukan berarti suka itu harus fanatik. sampai-sampai apapun yang dilakukan sang idola harus diikuti. belakangan ini, seperti ada tameng atau perisai yang melindungi para fans itu semakin menjadi. apalagi kalau bukan HAM (Hak Asasi Manusia). atas dasar tiga huruf itu, muncul lah fans-fans junior baru, yang ikut-ikutan mendaftar menjadi fans sejati. yang berarti bebas berekspresi tanpa ada orang lain yang berhak melarangnya, bukankah itu kata-kata mereka para fans jika dinasehati? jawaban "terserah aku dong mau suka sama siapa aja" atau " sirik amat kamu..nglarang-nglarang segala" sudah tidak asing lagi terdengar. telah terjadi penghancuran makna dari kata HAM, yang seharusnya digunakan untuk sesuatu yang positif, tetapi malah jadi tameng untuk menjadi gila...!!
Tuhan yang seharusnya diutamakan, telah tergeser posisinya oleh tuhan baru yaitu "Idola", jika diilustrasikan dalam sebuah narasi, mungkin akan terjadi duel hebat antara Tuhan dengan tuhan baru alias Idola. sang idola dengan dukungan para Fans sejatinya akan dengan gagah menantang Tuhan, yang mulai ditinggalkan pengikutnya, karena para pengikutnya telah merubah status menjadi fans sejati dan membela tuhan baru. dan bagaimanakah ending dari duel tersebut? bisa dijawab, mungkin secara fiksi tuhan baru yang akan menang dan Tuhan yang asli akan kalah, karena jumlah yang tak seimbang. memilukan..
Gue teringat pada sebuah hadits yang panjang, yang merupakan percakapan antara seorang sahabat Huzaifah Ibn Yaman dengan Rasulullah, tentang keadaan diakhir zaman yang diselimuti kabut atau ketidak jelasan dalam beragama. dan penggalan hadits tersebut adalah "Saya bertanya (Huzaifah): "Apakah Setelah kebaikan itu ada keburukan?" Rasul Saw. Menjawab,"Ya. tetapi ada para penyeru ke neraka jahanam: barang siapa mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam neraka" (HR. Bukhari dan Muslim). jelas bukan,kecocokan hadits itu dengan keadaan manusia saat ini. semoga kita bukanlah orang-orang pengikut para penyeru itu. amin..
Salam Maple ^_^