BAB II BUKU BUDGETING
Seperti telah diketahui bahwa setiap tingkat manajemen didalam melaksanakan tugas sehari-hari akan dihadapkan kepada tiga fungsi pokok yaitu :
Seperti telah diketahui bahwa setiap tingkat manajemen didalam melaksanakan tugas sehari-hari akan dihadapkan kepada tiga fungsi pokok yaitu :
1. Fungsi perencanaan
2. Fungsi pelaksanaan
3. Fungsi pengawasan
Masing-masing
fungsi ini melekat erat pada diri setiap manajer, dan di samping itu
masing-masing fungsi tersebut juga mempunyai korelasi yang sangat erat satu
sama lainnya.
Untuk melaksanakan
fungsi manajemen tersebut terutama fungsi perencanaan dan pengawasan banyak
alat dan cara yang dapat ditempuh, dan salah satu alat yang akan dibahas dalam
buku ini adalah anggaran.
A.
ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN
KEGIATAN PERBANKAN
Pada bab 1-C di muka telah diuraikan panjang lebar
apa sebabnya anggaran sangat diperlukan oleh setiap level Manajemen bank dalam
melaksanakan tugas sehari-hari yang cukup komplek. Di mana masing-masing
permasalahan tersebut harus dapat diselesaikan dengan baik pada tingkat
proporsi yang seimbang dan singkron satu sama lainnya. Oleh karena itu
diperlukan sistem perencanaan yang baik, yang mengacu pada usaha peningkatan
keuntungan dari bank yang bersangkutan. Hal ini kiranya dapat sejajar dengan
tujuan utama dari setiap bank dalam rangka mendapatkan laba yang optimum.
Hingga dengan demikian perencanaan untuk memperbaiki laba tersebut juga akan
merupakan sasaran utama dari setiap bank.
Berbicara soal perencanaan laba ternyata mempunyai
dimensi maupun ruang lingkup yang luas, yang akan melibatkan faktor intern maupun
faktor ekstern bank itu sendiri.
Yang menjadi pertanyaan sekarang sampai sejauh mana
anggaran bank (bank budgeting) tersebut mampu memenuhi kebutuhan manajemen bank
dalam perencanaan usahanya? secara singkat dapat dijawab bahwa anggaran itu sendiri merupakan
rencana kerja yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam bentuk
kesatuan uang. Jadi anggaran telah membahas kebutuhan manajemen dalam
melaksanakan fungsinya berupa perencanaan, baik perencanaan jangka pendek
maupun perencanaan jangka panjang, ataupun perencanaan yang bersifat politis,
strategis, taktis, sampai dengan perencanan operasionil yang dirumuskan secara
terpadu dan sistematis didalam anggaran tersebut.
Di
samping itu kalau diperhatikan maka sifat anggaran tersebut juga sejajar dengan
sifat-sifat suatu perencanaan yang baik yang dapat diuraikan secara singkat
sebagai berikut :
a)
Perencanaan
merupakan Anticipatory Decision Making, maksudnya segala sesuatu yang dilakukan
untuk masa yang akan datang harus dipertimbangkan, dipikirkan dan diputuskan
alternatif terbaik sebelum kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Bank budgeting
kalau ditinjau lebih mendalam juga mempunyai kriteria seperti tersebut diatas,
past performance bersama situasi dan kondisi bisnis yang ada pada saat ini maupun
proyeksi masa yang akan datang di evaluasi secara sistematis untuk melihat
berbagai alternatif yang mungkin ada untuk pilihan yang terbaik.
b)
Perencanaan
merupakan System of Decision, maksudnya suatu perencanaan tidak dapat dilakukan
sepotong-sepotong, karena keberhasilan suatu badan usaha dalam mencapai sasaran
sangat tergantung dari keserasian pengelolaan masing-masing faktor produksi
tersebut dalam suatu keterpaduan. Bank budgeting juga merupakan System of
Decision sebab dalam mekanisme kerja anggaran diawali dengan analisa SWOT,
analisa critical point, analisa keseimbangan faktor-faktor usaha, penyusunan
target, yang disusun secara sistematis dan pada masing-masing tahap tersebut
memerlukan keputusan-keputusan yang bersifat integral.
c)
Perencanaan
bersifat komprehensif, maksudnya rencana itu disusun secara lengkap untuk
masing-masing jenis kegiatan, dan disusun untuk masing-masing tingkat manajemen.
Bank budgeting juga memenuhi kriteria tersebut sebab anggaran tersebut disusun
meliputi segala aspek kegiatan yang ada pada suatu bank untuk masa yang akan
datang. Di samping itu anggaran juga disusun secara integral, yaitu dengan
memperhatikan kegiatan usaha yang menjadi tanggung jawab setiap level manajemen
yang ada pada bank yang bersangkutan. Dengan demikian anggaran ini akan
menjawab semua fungsi perencanaan dari setiap level manajemen pula baik
ditinjau dari segi kegiatan usaha secara fisik ataupun kegiatan usaha secara
rupiah.
B.
ANGGARAN SEBAGAI ALAT ORGANIZING
Dengan adanya perencanaan yang
jelas untuk setiap jenis kegiatan usaha yang akan ditempuh oleh suatu bank pada
waktu yang akan datang, tentu sangat membantu bagi manajemen bank yang
bersangkutan didalam menyusun organisasinya, hal ini dapat dipahami karena :
§
Dengan
jelasnya rencana kerja yang akan dilakukan, maka akan dapat disusun bentuk
maupun sifat dari struktur organisasi dari bank yang bersangkutan sesuai dengan
kebutuhan operasionil yang akan dilakukan di dalam rencana tersebut, jadi
proses penyusunan struktur organisasi ini akan dapat berjalan dengan lebih
mudah karena adanya rencana yang telah jelas.
§
Dengan
adanya kejelasan rencana dan kegiatan yang akan ditempuh akan memudahkan
manajemen dalam menyusun uraian tugas (Job Description) bagi setiap
jabatan/posisi yang ada pada struktur organisasi tersebut yang harus mengarah
pada terwujudnya rencana kerja yang telah ditetapkan untuk masing-masing
jabatan maupun masing-masing posisi.
§
Setelah
job desription serta line of authority and responsibility dapat disusun dengan
baik maka pihak manajemen akan dapat dengan mudah memilih kualitas dari para
personalia yang akan menduduki masing-masing jabatan/posisi dalam struktur
organisasi yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana tersebut.
§
Dengan
dasar rencana kerja yang jelas, tujuan, sasaran, misi bank, job description,
line of authority and responsibility yang jelas maka span of control dari
organisasi dapat diatur sedemikian rupa sehingga beban kerja organisasi itu
sendiri maupun para individu yang menduduki masing-masing jabatan dalam
organisasi dapat ditetapkan secara operasionil hingga dengan demikian
diharapkan tidak ada satu bagian yang over loaded dan di bagian lain terlalu
ringan tugasnya, ataupun over laping.
C.
ANGGARAN SEBAGAI ALAT
COMMUNICATING ATAU COORDINATING
Dengan
adanya anggaran di suatu bank maka tugas, tanggung jawab serta target kerja
masing-masing individu menjadi jelas. Namun di dalam situasi dan kondisi
perbankan yang modern, yang menganut konsep Global Banking System antara satu
kegiatan dengan kegiatan yang lain dalam bank tersebut mempunyai hubungan yang
sangat erat. Hal ini terjadi karena seorang nasabah atau suatu group nasabah
dalam melaksanakan kegiatannya ia akan memerlukan berbagai jasa dari bank
dimana ia menjadi nasabah. Dan agar bisnis nasabah dengan bank tidak bocor
kepada bank lain, maka bank yang bersangkutan harus mampu melayani semua
kebutuhan nasabahnya atas berbagai kebutuhan jasa perbankan dengan baik,
walaupun jasa perbankan tersebut dikelola oleh berbagai unit kerja yang
berlainan. Oleh karena itu antara unit kerja yang satu dengan unit kerja yang
lain harus adanya komunikasi dan kerja sama yang aktif, serta kerja sama yang
baik ini perlu adanya koordinasi yang diorganisir di dalam suatu mekanisme
anggaran. Yang menjadi pertanyaan sekarang bagaimana fungsi koordinasi dari
anggaran tersebut akan dapat memainkan peranannya di dalam membantu manajemen untuk
melaksanakan fungsi-fungsinya.
Pertama, fungsi koordinasi akan
terlihat dan tercipta akibat adanya motivasi para pelaksana didalam pencapaian
target usaha yang tak mungkin akan tercapai tanpa kerja sama dengan unit-unit
kerja yang lain. Kebutuhan akan kerja sama ini akan mendorong timbulnya
komunikasi antara unit-unit kerja yang bersangkutan. Dengan adanya koordinasi
dan komunikasi akan sangat membantu masing-masing pihak didalam memecahkan
permasalahannya.
Kedua, fungsi koordinasi dan
komunikasi akan timbul karena sifat-sifat jasa perbankan itu sendiri saling
terkait. Fungsi koordinasi selanjutnya dari anggaran yaitu di dalam menjaga
tingkat performance masing-masing unit kerja pada proporsi yang telah direncanakan
agar tidak terjadi Overcapacity di suatu
sisi dan Undercapacity disisi lain.
Dalam pelaksanaan anggaran,
khususnya pada waktu mengadakan evaluasi akan terlihat unit-unit kerja yang
mengalami Favorable Variance atau Unfavorable Variance. Selanjutnya masing-masing
variance akan dianalisa sebab-sebabnya. Dan hasil analisa berupa sebab akibat
tersebut akan menjadi bahan adjustment terhadap kegiatan masing-masing unit
kerja yang terlalu pasif maupun yang terlalu aktif ataupun adjustment terhadap
faktor-faktor ekstern lainnya. Dalam hal ini terlihat dengan jelas peranan
anggaran sebagai alat koordinasi yang sangat baik.
D.
ANGGARAN SEBAGAI ALAT DIRECTING
ATAU ACTUATING
Setelah
suatu anggaran selesai disusun dan disahkan sebagai rencana kerja yang formal
oleh Dewan Direksi atau Dewan Komisaris dari bank yang bersangkutan maka
anggaran tersebut mempunyai kekuatan formal atau kekuatan yuridis bagi anggota
manajemen bank yang bersangkutan untuk dilaksanakan. Top Manajemen mempunyai
wewenang untuk memberikan perintah kepada Midle Management dan midle management
juga mempunyai wewenang untuk memberikan perintah kepada Lower Management untuk
melaksanakan suatu kegiatan seperti yang telah dirumuskan dalam anggaran.
Dengan adanya anggaran, maka
anggota manajemen bank mempunyai alat serta wewenang untuk mencapai sasaran
yang akan dicapai oleh bank melalui perintah-perintah yang dikeluarkan oleh Top
Management terhadap Midle Management, Midle Management terhadap Lower Management.
Ditinjau dari sudut administrasi
keuangan, anggaran merupakan wewenang untuk mengeluarkan atau membayar sejumlah
tertentu untuk pembayaran suatu pengeluaran tertentu yang telah diatur dalam
anggaran.
Anggaran yang telah disahkan
secara formal merupakan sumber timbulnya keputusan yang akan dilakukan oleh
setiap tingkat manjemen baik keputusan untuk kegiatan yang bersifat strategis
maupun yang bersifat teknis.
Dengan adanya anggaran akan
memberi manfaat bagi manajemen bank didalam menyusun policies, strategis dan
taktis yang akan ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, dalam
proporsi yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
tingkat manajemen yang bersangkutan, oleh karena itu tidaklah berlebihan untuk
dikatakan bahwa anggaran merupakan sumber kekuatan manajemen untuk melaksanakan
wewenangnya.
E.
ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN
PERFORMANCE
Setiap
tingkat manajemen di dalam melaksanakan tugas-tugasnya tentu ingin mengetahui
sejauh mana ia telah berhasil melaksanakan kegiatan kerjanya. Informasi ini
jelas sangat penting baginya untuk mengatur policies, strategis, taktis dan
rencana-rencana lainnya yang bersifat teknis implementatif di dalam usahanya
untuk mencapai target sasaran bank-bank yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. Apabila realisasi masih di bawah anggaran atau sebaliknya maka ia
harus segera mencari upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan
tersebut.
Dari uraian di atas terlihat
bahwa anggaran tersebut akan menjadi patokan (standard) yang akan dipakai
sebagai alat untuk mengukur sejauh mana unit-unit kerja tersebut yang telah
berhasil atau gagal didalam melaksanakan kegiatannya.
Besar kecilnya keberhasilan atau
kegagalan dari masing-masing unit kerja akan diukur dari besar kecilnya tingkat
variance antara anggaran daan realisasi kerja yang ada. Variance ini dikatakan
menguntungkan (Favorable Variance) apabila manajemen dapat melampaui target
pendapatan yang telah ditetapkan dalam anggaran, atau apabila manajemen dapat
menekan biaya-biaya usaha sehingga realisasinya dibawah anggaran yang telah
ditetapkan. Dan sebaliknya variance tersebut dikatakan tidak menguntungkan
(Unfavorable Variance) apabila manajemen gagal untuk mencapai target atau
volume usaha yang telah ditetapkan dalam anggaran, atau apabila manajemen gagal
menekan biaya-biaya usaha sehingga realisasinya jauh melampaui batas anggaran
yang telah ditetapkan.
Tentu daya ketepatan anggaran
sebagai alat pengukur performance suatu unit kerja sangat tergantung pada
ketepatan penyusunan (kualitas) dari anggaran tersebut dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik maka penyusunan anggaran tersebut harus dilakukan
secermat mungkin. Selain itu, agar validitas anggaran sebagai alat pengukur
tetap terjaga maka anggaran tersebut secara periodik harus dievaluasi kembali,
serta bila perlu dilakukan sebagai adjustment.
Pengukuran performance dari suatu
unit kerja melalui anggaran akan memberikan manfaat bagi bank sebagai unit
entity maupun kepada masing-masing pribadi manajemen yang bersangkutan,
diantaranya :
§
Mengetahui
sejauh mana tingkat efisiensi yang dicapai suatu unit kerja dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
§
Mengetahui
berbagai kebijaksanaan terhadap implementasi yang harus ditempuh oleh manajemen
didalam mencapai anggaran yang ditetapkan.
§
Untuk
mengukur prestasi kerja masing-masing manajemen rencana pribadi untuk tujuan
promosi, kenaikan gaji, mutasi, dll.
§
Sebagai
umpan balik untuk segala bentuk perbaikan operasi bank yang bersangkutan.
F.
PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT
PENGAWASAN
Salah
satu fungsi manajemen yang penting adalah pengawasan, baik pengawasan dalam
arti sempit maupun pengawasan dalam arti luas sebagai pengendalian. Sifat
pengawasan itupun juga dapat dibedakan dalam bentuk kualitatif dan pengawasan
dalam bentuk kuantitatif. Apabila dihubungkan peranan anggaran sebagai alat
pengawasan manajemen, maka peranan pengawasan yang bersifat kuantitatif
tersebut akan lebih menonjol bila dibandingkan dengan pengawasan kualitatif.
Hal ini dapat dipahami karena anggaran itu sendiri lebih banyak menyajikan
ukuran-ukuran kuantitatif dibandingkan dengan ukuran-ukuran yang bersifat
kualitatif.
Untuk
memahami permasalahan ini lebih baik kiranya perlu diingatkan kembali apakah
sebenarnya tujuan
yang ingin dicapai dari pengawasan itu sendiri? dapat diuraikan sebagai berikut
:
a.
Untuk
penjagaan dan pengamanan harta milik bank
b.
Untuk
mendorong tercapainya efisiensi kerja yang lebih baik
c.
Untuk
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan
d.
Untuk
memperoleh adanya administrasi keuangan yang tepat waktu, tepat guna dan
teliti.
Yang
menjadi pertanyaan sekarang yaitu sampai sejauh mana masing-masing tujuan
pengawasan tersebut dapat diwujudkan melalui anggaran-anggaran. Berikut
uraiannya secara singkat :
§
Pada
dasarnya anggaran merupakan suatu sistem otoritas atas pengeluaran biaya, baik
biaya usaha (modal kerja) maupun untuk biaya investasi. Jadi sebelum dilakukan
suatu pembayaran untuk pengeluaran tertentu, maka pengeluaran tersebut akan
terlebih dahulu dicocokkan dengan mata anggaran yang ada, serta melalui sistem Approval
yang berlaku.
§
Dengan
adanya sistem anggaran yang berlaku di bank yang bersangkutan juga akan
memotivasikan adanya sistem administrasi yang baik, yang berupa pencatatan
(posting) pengeluaran biaya tersebut kedalam pos-pos yang sesuai dengan
struktur rekeningnya.
§
Dari
anggaran juga akan terlihat besarnya pendapatan (revenue) yang seharusnya
diterima oleh bank, sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan usaha yang telah
dilakukan sehingga apabila ada suatu kegiatan usaha yang tidak menghasilkan
revenue sebesar angka yang telah dianggarkan akan memancing pihak manajemen
untuk dapat menyelidiki lebih lanjut sebab-sebab terjadinya suatu penyimpangan
tersebut.
§
Dengan
adanya sistem anggaran yang diterapkan didalam suatu bank akan sangat
bermanfaat untuk mengukur prestasi kerja atau pendapatan yang diterima, atau
mengukur biaya yang seharusnya dikeluarkan. Pengukuran prestasi kerja ini dapat
dilakukan dengan baik dengan Analisa Variance, yaitu dengan membandingkan
realisasinya dengan anggarannya.
Jadi
dengan adanya anggaran tersebut maka angka-angka masing-masing mata anggaran
akan dapat dipakai sebagai Trigger Point dari masing-masing kegiatan yang telah
dirumuskan dalam masing-masing mata anggaran yang bersangkutan. Dengan demikian
anggaran ini akan dapat dipakai sebagai alat untuk mengantisipasikan
problem-problem potensial yang akan timbul di kemudian hari agar dapat dicegah
sedini mungkin dengan pemecahan problem setepat-tepatnya. Dengan demikian
anggaran merupakan Early Warning System dalam pengendalian jalannya bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar