BAB III BANK BUDGETING
Agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai alat
perencanaan dan pengendalian, maka anggaran tersebut harus dapat dukungan
sepenuhnya dari Top Management dan adanya partisipasi dari seluruh unit kerja
yang ada. Hingga dengan demikian anggaran tersebut harus dapat mencakup tiap
jenis kegiatan usaha yang ada pada bank tersebut. Tiap jenis kegiatan usaha
harus dapat diukur performancenya dan sekaligus tingkat variances yang ada baik
yang bersifat Favorable maupun Unfavorable. Analisa Variance ini sangat penting
pula sebagai alat koreksi terhadap penyimpangan yang ada.
Oleh karena itu agar dapat diperoleh anggaran yang
seperti diinginkan di atas, perlu terlebih dahulu dipahami persiapan-persiapan
penyusunan anggaran dan juga mekanisme kerja dari anggaran itu sendiri.
A. PERSIAPAN PENYUSUNAN ANGGARAN BANK
Faktor-faktor dalam
penyusunan anggaran :
a.
Dukungan manajemen
Dukungan
dari manajemen untuk penyusunan dan pelaksanaan suatu sistem anggaran di suatu
bank, merupakan faktor yang penting. Anggaran bank untuk jangka panjang
merupakan pedoman kerja bagi setiap tingkat manajemen dalam merumuskan
kebijaksanaan yang harus sejalan seirama.
Dengan
sistem anggaran akan merombak gaya kepemimpinan dari manajemen, dari gaya
otoriter menjadi gaya kepemimpinan yang partisipatif yang menghendaki
keterlibatan secara utuh dari semua tingkatan manajemen dalam mencapai tujuan
bank.
Dalam
penyusunan anggaran perlu memperhatikan manajemen style, manajemen background,
dan manajemen aspiration yang ada, apakah pasif atau agresif.
b.
Partisipasi seluruh pegawai bank
Berbagai
bentuk partisipasi yang diharapkan didalam program antara lain :
·
Pada saat penyusunan anggaran,
diharapkan untuk memberikan informasi tentang past performance, kapasitasnya
yang ada saat ini yang sangat bermanfaat untuk merumuskan standar performance
maupun standar cost.
·
Ketaatan pelaksanaan kerja sesuai dengan
jadwal waktu tingkat kegiatan kerja yang telah dianggarkan.
·
Ketaatan pelaksanaan kerja evaluasi atas
pelaksanaan anggaran dan informasi lainnya yang penting tentang volume kegiatan
yang dicapainya.
·
Kesediaan memberikan evaluasi atas
pelaksanaan anggaran dan informasi lainnya yang penting tentang volume kegiatan
yang dicapainya.
·
Kesediaan menerima kritik yang dirumuskan
dari analisa variansi, sebagai alat untuk perbaikan terhadap prestasi kerja
yang telah dicapai.
·
Kesediaan menerima reward and punishment
atas prestasi yang telah dicapai atau kegagalan prestasi seperti yang telah
dianggarkan.
c.
Faktor sarana kerja
1.
Tenaga kerja (brain ware) yaitu unit
kerja yang bertugas mengkoordinir kegiatan anggaran, baik berupa penyusunan
anggaran, pencatatan pelaksanaan anggara, evaluasi hasil kerja terhadap
anggaran, penyusunan perbaikan dst.
2.
Sistem, prosedur, tata kerja (software)
yaitu segala sistem dan prsedur kerja yang telah diperlukan untuk menyusun
anggaran.
3.
Sarana perangkat keras (hard ware)
seperti :
·
Mesin-mesin kalkulator, komputer, dll.
·
Formulir-formulir kerja
·
Tempat arsip.
Sarana
kerja tersebut tentu harus diadakan pembinaan secara konsepsional dan
berkesinambungan.
d.
Faktor biaya
Besar
kecilnya biaya yang disediakan program anggaran akan sangat berbeda antara satu
bank dengan bank lainnya, akan tergantung pada :
·
Besar kecilnya organisasi anggaran.
·
Bentuk dari sarana perangkat lunak yang
akan diterapkan.
·
Bentuk dan jenis perangkat keras yang
akan dicapai.
·
Kualitas tenaga kerja yang dipakai.
·
Kualitas dari sistem dan prosedur
anggaran yang dipakai oleh bank yang bersangkutan.
e.
Faktor kelengkapan informasi
Dalam
proses penyusunan anggaran akan banyak dihadapkan pada penyusunan rencana untuk
waktu-waktu yang akan datanng baik yang bersifat jangka pendek maupun yang
bersifat jangka panjang, akan banyak memerlukan informasi sebagai dasar
keputusan. Informasi tersebut dapat bersifat intern yang berkenaan dengan bank
yang bersangkutan, maupun informasi ekstern secara makro.
Jenis
informasi yang diperlukan dapat berupa informasi informal dan informasi formal
mengenai bidang moneter, fiskal, perkreditan, dana, ekspor, impor, perdagangan
valuta asing, pasaran tenaga kerja, permintaan dana, dst.
f.
Faktor jenis usaha dari bank yang bersangkutan
Dalam
penyusunan anggaran untuk suatu bank tertentu pertama-tama perlu diperhatikan
sifat dan jenis usaha dari bank yang bersangkutan. Bentuk dan jenis usaha bank
akan mengakibatkan perbedaan para nasabahnya, kebutuhan dananya, pemasaran jasa
dan seterusnya. Bahkan ada berbagai bank yang mempunyai sifat usaha yang sangat
khusus. Berbagai jenis kekhususan dari bank perlu dipelajari terlebih dahulu
secara seksama oleh para penyusun anggaran.
Selain
itu, faktor nasabah, sumber dana, pola pemasaran jasa perbankan perlu
diperhatikan faktor-faktor bank sejenis yang menjadi saingan utama bagi bank
yang bersangkutan. Begitu juga tingkat intensitas persaingan juga perlu mendapatkan
perhatian penyusunan anggaran.
g.
Perkembangan kegiatan perekonomian
secara makro
Perkembangan
suatu perusahaan akan mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan kegiatan
perekonomian makro pada tingkat regional, nasional maupun internasional
sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam menyusun anggaran.
Berbagai
aspek perekonomian yang mendapatkan pertimbangan antara lain:
·
Tingkat pertumbuhan perekonomian baik
nasional maupun internasional dimana bank yang bersangkutan mempunyai cabang
atau beroperasi. Tingkat laju pertumbuhan ekonomi ini sangat bermanfaat untuk
dasar peramalan kegiatan/volume bank di waktu-waktu yang akan datang.
·
Kebijaksanan moneter, perbankan, pasar
uang dan modal, perpajakan, perubahan tingkat suku bunga, bunga kredit, perubahan
kurs valuta asing, besarnya bantuan kredit likuiditas dari bank sentral.
Faktor-faktor tersebut mempunyai keterkaitan
yang cukup erat dan harus sekaligus dapat diolah untuk bahan pertimbangan dalam
penyusunan anggaran bank. Apabila faktor-faktor tersebut sulit untuk dipenuhi
maka akan mengakibatkan estimasi, ramalan-ramalan serta penetapan standar kerja
menjadi kurang teliti. Akibatnya akan mempengaruhi kecermatan anggaran itu
sendiri sebagai alat perencanaan laba dan pengendalian.
B. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN
Dalam penyusunan
anggaran, perlu diperhatikan langkah-langkah :
a.
Preliminary Study
Maksudnya
pengumpulan informasi atau data yang diperlukan untuk penyusunan anggaran
tersebut. Hal yang diperlukan adalah :
1.
Perumusan sasaran usaha bank
Perumusan
tersebut khususnya untuk jangka panjang lebih banyak bersifat keputusan politis
dan strategis. Pendekatan yang dilakukan untuk perumusan sasaran ini bersifat
Top Down Approach yang dipengaruhi oleh beberapa faktor:
·
Keinginan dari para pemilik/pemegang
saham dari bank yang bersangkutan.
·
Peraturan atau kebijaksanaan pemerintah
dalam keuangan, perbankan maupun perekonomian.
·
Perilaku, filosofi, kualitas dari top
management.
·
Kondisi organisasi, personalia.
Keuangan, administrasi dan sarana kerja dari bank tersebut.
·
Tingkat dan bentuk persaingan perbankan.
·
Ruang lingkup, jenis usaha, wilayah
usaha dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya
yang perlu diketahui bahwa rencana jangka pendek merupakan implementasi dari
kebijaksanaan politik dan strategis. Pendekatan dalam penyusunan rencana jangka
pendek dan rencana kerja lainnya bersifat teknik implementasi dan bersifat
bottom up approach.
Bentuk
dari rumusan sasaran biasanya masih belum definitif sehingga masih harus
disaring dengan berbagai planning assumption maupun berbagai bentuk resiko
usaha.
2.
Planning assumption
Untuk
merumuskan objektif (sasaran) usaha, perlu dirumuskan planning assumption yang
dalam penetapannya diperlukan pemikiran yang mendakam melalui teknis analisa
kualitatif maupun kuantitatif.
Planning
assumption bersifat sensitif, adanya perbedaan atau perubahannya planning aasumption akan mempunyai pengaruh
terhadap perhitungan anggaran atau dengan adanya planning assumption yang
berbeda akan menimbulkan alternatif lain dari keputusan (perumusan sasaran)
yang akan diambil.
b.
Penelitian resiko usaha
Jenis resiko yang ada
dalam perbankan adalah :
·
Resiko moneter
Dalam
kedudukannya sebagai pedagang uang maka perubahan kebijaksanaan yang drastis di
bidang moneter oleh pemerintah dapat memberikan dampak negatif terhadap suatu
bank.
·
Resiko politis
Pergolakan
politis sering memberikan dampak negatif terhadap kelangsungan sebagian besar
jenis usaha. Perbankan akan terkena pengaruh ini baik secara langsung maupun
tidak langsung, mengingat dalam usahanya perbankan banyak memberikan kredit
pada hampir setiap sektor usaha yang ada di masyarakat.
·
Resiko persaingan usaha
Dengan
semakin ketatnya persaingan membawa akibat semakin kecilnya keuntungan yang
diterima oleh sektor perbankan.
·
Resiko dari sifat usaha bank itu sendiri
Bank
sebagai lembaga keuangan yang memperdagangkan uang dan alat likuid, sering
menjadi incaran penjahat profesional untuk membobol bank. Di samping itu bank
juga beroperasi dengan menggunakan kode-kode rahasia yang mungkin bocor atau
dibocorkan oleh pihak yang mementingkan pribadi mereka. Kerugian akibat resiko
usaha juga erat kaitannya dengan masalah persainagn antarbank, sebab bank
selalu berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan di sisi lain
mengorbankan pengawasan dan
pengamanannya.
·
Resiko uncertainty
Dalam
melaksanakan kegiatan usahanya, bank banyak menghadapi berbagi faktor yang
tidak memiliki kepastian dan sering mendorong timbulnya usaha spekulasi yang
penuh resiko.
·
Resiko birokratisme
Dalam
melaksanakan kegiatan usahanya, bank harus tunduk pada semua peraturan
perundang-undangan, peraturan pemerintah, peraturan bank sentral dan
norma-norma bisnis dan perbankan. Berbagai peraturan tersebut akan mengalami
perubahan dari waktu ke waktu sehingga akan memberikan pengaruh terhadap kebijaksanaan
bagi bank yang bersangkutan dengan kegiatan usahanya dan akan memberikan dampak
terhadap sistem dan prosedur kerja bank.
c.
Critical point dari sasaran yang akan
dicapai
Berbagai macam bentuk
dan sifat critical point, yaitu :
1.
Organisasi bank itu sendiri
Faktor-faktor penting
yang perlu diperhatikan dalam menilai weakness dari suatu organisasi meliputi :
·
Struktur organisasi, pembagian kerja
·
Susunan manajemen
·
Kuantitas dan kualitas personalia
·
Sistem dan prosedur kerja yang ada
·
Reputasi bank
·
Sarana perangkat keras
·
System Internal Control
·
Relasi koresponden
2.
Sumber dana
Sumber
dana merupakan faktor yang sangat dominan bagi suatu bank untuk dapat melakukan
kegiatan usahanya. Untuk itu perlu adanya pengelolaan dana. Namun pengelolaan
dana jauh lebih sulit dari masalah intern organisasi bank, sebab masalah dana
lebih banyak tergantung dari pihak ketiga yang berada diluar jangkauan pihak
bank untuk mengaturnya.
3.
Pasar perbankan
Hubungan
sumber dana dan pemasaran produk dan jasanya bagi perbankan sulit ditentukan
mana yang harus didahulukan, karena 2 hal tersebut saling berkaitan erat, namun
kenyataannya tidak semua pemasaran jasa bank memerlukan dana, dan justru
merupakan sumber dana. Sehingga perlu dikaji tiap jenis usaha yang akan
dipasarkan dan kaitannya dengan dana yang diciptkan, itulah yang harus
mendapatkan prioritas.
4.
Sistem perbankan yang ada
Perbedaan
mekanisme kerja, praktik perbankan dan instrumennya mempunyai pengaruh terhadap
penetapan strategis, taktis dan teknik operasi yang akan dilakukan sehingga
sistem perbankan yang berlaku bisa menjadi kendala untuk pencapaian sasaran
usaha yang dicapai, karena dalam
pelaksanaan usaha harus memperhatikan normal, peraturan dan etika perbankan.
5.
Perkembangan perekonomian secara makro
Adanya
kecenderungan kegiatan pebankan yang akan dilakukan lebih banyak mengikuti
perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung baik tingkat
regional, nasional maupun internasional.
6.
Penetapan keseimbangan faktor-faktor
usaha
Agar
anggaran yang akan disusun dapat dilaksanakan dengan baik, maka manejemen bank
harus yakin bahwa faktor-faktor produksiny mempunyai kapasitas yang seimbang
satu sama lain. Dengan demikian makan dapat menghindari terjadinya Botle Neck
yang dapat menggagalkan pencapaian sasaran usaha yang telah ditetapkan.
Oleh
karena itu, anggaran harus disusun pada tingkat kapasitas masing-masing faktor
produksi atau faktor usaha yang berimbang. Dengan demikian maka tidak akan
dihadapi hambatan kerja yang disebabkan suatu pihak terjadi over capacity dan
di pihak lain terjadi under capacity.
d.
Penetapan target usaha
Setelah
critical point dapat diidentifikasi dengan jelas, kemudian telah diketahui
volume kapasitas faktor produksi atau faktor usaha pada tingkat kritis, maka
dengan mudah dapat diketahui berapa besar target usaha yang akan dicapai
bertitik tolak dari kapasitas faktor produksi atau faktor usaha yang terkecil.
e.
Perhitungan tolak ukur usaha
Secara umum
bentuk-bentuk tolak ukur usaha yang diperlukan adalah :
1.
Tolak ukur pendapatan/revenue yaitu
penetapan berapa besarnya harga untuk tiap jenis produk dan jasa yang akan
dijual dan volume usaha yang akan ditempuh.
2.
Tolak ukur mengenai kualitas dana
kualitas dari produk dan jasa perbankan yang akan dijual.
3.
Tolak ukur biaya yang terdiri dari :
biaya tenaga kerja, biaya material dan biaya overhead lainnya.
f.
Penyusunan anggaran
Bentuk
atau jenis anggaran yang diperlukan berbeda antarbank, tergantung volume, jenis
usaha, omzet usaha, luas office space dst. Namun sebaiknya anggaran tersebut
bersifat komprehensif, yaitu semua kegiatan kerja yanng ada dapat disajikan
anggarannya. Sebaiknya juga menggambarkan kegiatan usaha atau transaksi yang
akan dilaksanakan serta nilai rupiah yang akan diterima maupun yang akan
dikeluarkan untuk setiap unit kerja yang mengelola masing-masing jenis
transaksi.
g.
Pelaksanaan anggaran
Sebelum
anggaran diimplementasikan perlu disiapkan saran-saran kerja yang diperlukan
untuk kelancaran pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaannya, setiap unit kerja
dalam rangka mencapai objektif usaha yang telah ditetapkan untuk masing-masing
jenis transaksi yang mempunyai tanggung jawab. Perlu juga dibina kerja sama
yang baik dengan unit-unit kerja yang lain. Selain itu koordinasi juga sebaiknya
dilakukan.
h.
Revisi anggaran
Adanya
perubahan situasi dan kondisi dapat mempengaruhi sasaran usaha yang akan
dicapai maupun critical point anggaran bank yang bersangkutan. Agar anggaran
tersebut tetap operasionil maka anggaran harus segera direvisi seperlunya.
Besar kecilnya revisi yang dilakukan tergantung pada tingkat materialitas dari
perubahan situasi dan kondisi yang ada. Sebab lain diadakan revisi dapat juga
terjadi karena penyusunan anggaran terlalu optimistis atau terlalu konservatif.
i.
Laporan anggaran
Secara
periodik antara anggaran dan pelaksanaannya perlu disusun evaluasi yang disebut
analisa variasi yaitu untuk mengetahui sepab-sebab terjadinya penyimpangan
dalam pelaksanaan anggaran bank yang bersifat favorable ataupun unfavorable.
Hasil
analisa ini disusun dan dilaporkan kepada Top Management dalam bentuk laporan
anggaran. Informasi-informasi yang ada dalam anggaran tersebut sangat penting
sebagai umpan balik kepada Top Management untuk pengambilan kebijaksanaan baru
yang akan ditempuh untuk meningkatkan Provitability Bank, atau untuk pencapaian
sasaran usaha yang lebih baik.
Di
samping itu laporan anggaran tersebut sangat bermanfaat untuk menetapkan Reward
and Punishment untuk tiap-tiap personalia, atau untuk pengukuran performance
tiap-tiap unit kerja yang ada pada bank tersebut. Periode laporan ini dapat
juga disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Dengan demikian mekanisme
penyusunan anggaran untuk periode yang lalu telah dapat diselesaikan, dan akan
kembali memasuki awal periode yang baru. Jangka waktu (periode penyusunan)
penyusunan anggaran dapat dibuat tiap bulan/tiap kuartal/tahun. Sedangkan
anggaran untuk jangka panjang dapat saja disusun dalam jangka waktu 5 tahun.
Secara
lebih lengkap dan mekanisme penyusunan anggaran untuk masing-masing jenis
transaksi yang biasa ada dalam dunia perbankan dapat dipelajari seperti pada
bab-bab selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar