Kamis, 19 September 2013

BANK BUDGETING Bab I Pendahuluan



A.    Gambaran Umum Dari Anggaran
Anggaran sangat bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya yang ada dalam suatu bank dalam untuk mencapai tujuannya.

a)      Pengertian Anggaran
Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan  perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu  perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Sedangkan menurut  Gunawan Adi Saputra, Mawan Asri, dalam bukunya Anggaran Perusahaan, edisi 2, 1988 memberi definisi anggaran perusahaan sebagai suatu pendekatan formal dan sistimatis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Beberapa inti dari definisi anggaran yang dapat dikemukakan di sini ada tiga hal antara lain:
Ø  Bersifat formal, artinya anggaran tersebut disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
Ø  Bersifat sistematis, artinya anggaran tersebut disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.
Ø  Bahwa setiap saat manajer  dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan dalam rangka pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.

b)      Anggaran Bank
Pada dasarnya tidak ada perbedaaan filosofi antara anggaran untuk perusahaan industry manufacturing dengan industry perbankan. Dalam penyusunan anggaran bank ini akan dihadapi berbagai kesulitan terutama dikarenakan produk dari perbankan yang bersifat abstrak, seperti halnya pada perusahaan-perusahaan jasa lainnya. Kesulitan yang kedua yaitu menyangkut adanya nilai mata uang (purchasing power), kurs berbagai mata uang asing yang cepat berubah. Akibat dari dua hal ini akan menimbulkan tolak ukur atau standard of performance.
Kesulitan lain yang memerlukan perhatian khusus dalam penyusunan anggaran yaitu masalah besarnya alat likuid yang dimiliki oleh industry perbankan,, yang sekaligus memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat likuid dan dilain pihak sebagai barang yang diperdagangkan. Hal ini selalu menimbulkan dilema antara likuiditas dan rentabilitas. Semakin tinggi tingkat likuiditas, tingkat rentabilitas akan terancam karena banyaknya idle fund dan sebaliknya.

c)      Manfaat Anggaran
Manfaat dari anggaran dapat diuraikan sebagai berikut :
-        Dengan adanya anggaran maka sasaran usaha yang dicapai bank yang bersangkutan untuk suatu jangka waktu tertentu akan menjadi jelas, baik dalam kualitas maupun dalam nilai rupiahnya. Masing-masing tingkat  manajemen akan mengetahui dengan jelas target usahanya yang akan dicapai.
-        Secara tidak langsung dengan disusunnya anggaran akan mengakibatkan perbaikan dari organisasi bank yang bersangkutan.
-        Dengan adanya anggaran akan mendorong terjadinya profesionalisme dan perbaikan “managerial skill” dari setiap personil anggota organisasi.
-        Dengan adanya anggaran tersebut akan tersedia bagi manajemen bank yang bersangkutan suatu alat koordinasi dan pengawasan, yang akan sangat berguna untuk mengendalikan kegiatan dan usahanya di dalam mencapai sasaran seperti yang telah ditetapkan dalam rencana.
-        Anggaran bermanfaat untuk perbaikan kemampuan bank dalam memberikan jasa-jasa kepada para nasabahnya.
-        Memberikan kesempatan bagi bank dalam meningkatkan profitability dari bank yang bersangkutan.
-        Dengan adanya anggaran, bank juga mempunyai kemampuan untuk mengadakan reaksi yang lebih baik dalam menghadapi perkembangan usaha yang diluar dugaan.

d)     Konsep Anggaran
Ditinjau dari sudut fungsi manajemen perbankan maka anggaran tersebut harus pula dapat memberikan tuntunan terhadap pelaksanaan masing-masing pihak pelaksana terhadap pelaksanaan fungsi manajemen, yang meliputi fungsi pelaksanaan, fungsi organizing, fungsi staffing, fungsi directing (actuating) sampai akhirnya fungsi controlling.
Agar konsepsi budget sebagai alat profit planning dan control ini dapat berhasil dan memuaskan, maka dalam proses penyusunan anggaran tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Perlu adanya keikutsertaan dari semua tingkat manajemen baik top manajer, middle manajemen maupun lower manajemen.
2.      Adanya struktur organisasi yang menetapkan masing-masing fungsi yang ada dengan jelas akan menggambarkan adanya Line of Authorities and Responsibilities dari para fungsionaris tersebut.
3.      Perlu adanya system informasi yang baik.
4.      Organisasi anggaran harus didukung oleh biaya, tenaga peralatan-peralatan, brainware, software yang memadai.
5.      Anggaran yang disusun berdasarkan kemampuan diri dan peluang-peluang yang dapat dijangkau secara normal.
6.      Harus adanya tindaklanjut yang terus menerus di dalam pelaksanaan anggaran.

e)      Bentuk-bentuk Anggaran
1.      Ditinjau dari ruang lingkup anggaran maka anggaran suatu bank akan dapat dibedakan dalam 2 bentuk yaitu:
a.       Comprehensive budget
Merupakan suatu anggaran yang lengkap dan detailed atas seluruh aspak kegiatan usaha suatu  bank.
b.      Specific budget atau partial budget
Merupakan bagian dari comprehensive budget yang membahas salah satu aspek kegiatan yang ada dalam bank yang bersangkutan. Sebagai missal anggaran pendapatan biaya, anggaran dana dan seterusnya.
2.      Ditinjau dari jangka waktu anggaran
Orang mendirikan suatu bank tertentu dengan harapan bank tersebut akan bersiri untuk jangka waktu yang tak terbatas, dan para pendiri bank akan berharap bahwa banknya akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Atau disisi lain para pendiri bank sering mengharapkan sasaran atau tujuannyatersebut akan memekan beberapa tahun, dan tidak mungkin disusun dalam jangka satu tahun saja.
Oleh karena itu untuk memanifestasikan rancangan tersebut dapatlah disusun anggaran untuk jangka panjang yang mencakup beberapa tahun angggaran. Anggaran seperti ini disebut Corporate Plan. Dan Corporate Plan masih diperinci dengan anggaran jangka pendek dalam jangka waktu satu tahunan yang disebut sebagai Annual Budget. Hubungan antara annual budget yang satu dengan annual budget yang lain akan merupakan program kerja yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain yang dirangkum didalam suatu corporate plan.
3.      Ditinjau dari obyek anggaran
Di dalam anggaran itu sendiri ada 3 proses, yaitu proses penyusunan rencana kegiatan itu sendiri secara fisik dan proses pengkorvesian kegiatan fisik yang disajikan dalam bentuk kesatuan mata uang dan barulah disebut anggaran.
Jadi anggaran (rencana kerja) kegiatan yang masih berupa kegiatan fisik tersebut disebut sebagai operating budget, sedangkan bentuk anggaran yang sudah dinyatakan dalam kesatuan uang tersebut disebut sebagai financial budget.
4.      Ditinjau dari volume usaha
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk biaya fisik organisasi dan overhead lainnya pada skala tertentu besarnya akan tetap, tidak peduli dengan naik turunnya volume yang diperoleh. Oleh karena anggaran untuk kegiatan yang stu ini disebut sebagai “ Fixed in Total but Variabel in Unit”. Secara keseluruhan fixed budget ini jumlahnya akan tetap. Akan tetapi kalau diukur dengan volume usaha yang dicapai per kesatuan usahanya akan mengalammi perubahan.
Dan sudah tentu lain halnya dengan anggaran untuk biaya-biaya variable itu sendiri, yang akan mengalami perubahan kenaikan ataupun penurunan sebesar volume usahanya itu sendiri. Anggaran untuk biaya anggaran ini kita sebut sebagai  Variable Budget.  Cirri dari variable budget ini tentu kebalikan dari fixed budget diatas, yaitu Fixed in Unit but Variable in Total”. Unit mempunyai nilai yang tetap dan secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan besar kecilnya volume usaha itu sendiri.
5.      Ditinjau dari kewenangan penggunaan anggaran
Ditinjau dari sudut penggunaan (biaya) yang akan dikeluarkan oleh suatu bank maka anggaran tersebut merupakan petunjuk bagi pelaksana dalam melaksanakan pembayaran (Disbursement). Tetapi harus diakui pula bahwa kegiatan perbankan maupun kegiatan perekonomian adalah bersifat dinamis.  Sehingga keterkaitan terhadap anggaran teersebut akan mempunyai dua sifat yang berbeda, yaitu sebagai Appropriate Budget dan yang lainnya akan bersifat sebagai Performance Budget.    
Appropriate Budget ini akan memberikan batas dari pengeluaran yang boleh dilakukan.  Batas ini merupakan batas maksimum yang boleh dikeluarkan untuk suatu kegiatan tertentu.
Sedangkan bentuk Performance Budget adalah kebalikan dari Appropriate Budget. Pada Performance Budget ini perhatian kita pada fungsi dan kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan, tidak mengenal batas maksimum yaitu sesuai dengan volume atau performance usaaha yang dicapai.
6.      Ditinjau dari kebijaksanaan manajemen
Berbicara perihal kebijaksanan perusahaan (Bussines Policy) ini mempunyai berbagai macam tingkatan. Sesuai dengan tingkat manajemen yang ada pada suatu bank.
Kebijaksanaan strategic merupakan wewenang dari Top manajemen dari suatu bank. Oleh karena itu bentuk anggarannyapun disebut sebagai Strategic budget. Sedangkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil oleh tingkat manajemen yang lebih rendah, akan berupa keputusan implementasi dan keputusan operasional dalam rangka pelaksanaan keputusan strategic diatas. Oleh karena itu kebijaksanaanyapun dapat disebut sebagai kebijaksanaan Taktis Implementatif maupun kebijaksanaan Taktis Operasionil.  Hingga untuk menampung rencana kegiatan taktis inipun akan dibentuk Tactical Budget.
7.      Ditinjau dari titik tolak penyusunan
Banyak cara yang dapat ditempuh di dalam penyusunan anggaran  salah satu diantaranya yaitu mendasarkan diri pada pengalaman tahun lalu, kemudian memproyeksikan beberapa volume usaha yang akan dicapai pada tahun yang akan datang.
Sehingga anggaran terbentuk dengan menggunakan realisasi tahun yang lalu ditambah atau dikurangi dengan jumlah atau volume usaha yang lalu ditambah atau dikurangi dengan jumlah atau volume usaha yang akan dicapai pada tahun berikutnya, cara ini disebut sebagai Incremental Budget.
Sedangkan cara lain yang saat ini banyak ditempuh oleh banyak perusahaan yaitu disebut: “Zero Base Budgeting”. Dalam cara ini titik tolak penyusunan anggaran tidak berdasarkan pada pengalaman yang lalu, tetapi memulai dengan titik nol (zero), kemudian memperkirakan beberapa volume usaha yang akan dicapai untuk waktu yang akan datang. Baru kemudian disusun anggarannya.

B.     Ruang Lingkup Anggaran Bank
Dalam proses industri manufacturing, kegiatannya meliputi pemasaran, produksi, keuangan dan seterusnya. Jadi antara kegiatan produksi dan pemasaran terspisah dalam kegiatan yang berbeda. Tetapi tidaklah demikian dengan perbankan antara kegiatan produksi dan pemasaran tersebut. Berjalan serentak karena produksinya berupa jasa yang tidak dapat disimpan. Jadi kalau tidak ada transaksi jual beli, jasa bank juga tidak ada produksi.
a.       Anggaran Dana Bank
Agar bank dapat bekerja secara efesien dan bersaing dengan bank-bank lain, maka dana yang dikumpulkan tersebut harus direncanakan dengan baik jangan sampai mengalami over likuid, disamping itu biayanya pun perlu dianggarkan dengan baik sehingga akan diperoleh volume dan biaya dana yang baik.
b.      Anggaran Penanaman Dana Bank
Dalam perumusan pemilihan alternatif-alternatif ini tentu memerlukan analisis baik dengan menggunakan bebrbgai pendekatan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar penanaman dana bank berkisar pada sektor perkreditan, surat berharga dan perdagangan valuta asing.
c.       Anggaran Jasa Bank
1.      Jasa sesuatu bersifat abstrak
2.      Sulit diukur standar biayanya
3.      Ada trasaksi atau tidak, bank harus membayar biaya overhead
4.      Besar kecilnya transaksi tidak mempengaruhi struktur biaya operasi bank.
d.      Anggaran Sarana Kerja Bank
Untuk menunjang kegiatannya bank memerlukan
1.      Tenaga kerja, manajemen
2.      Perangkat lunak, sistem prosedur kerja, folmulir.
e.       Anggaran Pendapatan dan Biaya Bank
Segala upaya dicapai dalam pengelolaan dana, penanaman dana, pengelolaan jasa-jasa perbankan, pengelolaan sarana kerja bank tersebut akhirnya harus tetap diukur berapa pendapatan yang diperoleh serta berapa biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain manajemen bank perlu mengetahui berapa biaya yang diperlukan dimasa yang akan datang.

C.     Dilema Penyusunan Anggaran
Ada dua macam dilema dalam penyusunan anggaran:
a.       Dilema Internal
Manajemen harus mampu memilih skala usaha yang menguntungkan ditinjau dari dua sudut kepentingan kegiatan tersebut. Sebagai misalnya apabila bank menanamkan sumber dananya ke sektor asset secara optimum, memang bank akan mampu bekerja dengan efektif, tidak ada sumber dana yang menganggur tetapi disisi lain tingkat likuiditas akan terancam dan ini tentu juga akan membahayakan bagi bank.
b.      Dilema Eksternal
Setiap bank didalam melaksanakan kegiatan usahanya banyak harus senantiasa memperhatikan kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat, baik masyarakat regional, nasional, dan internasional. Oleh karena itu ketentuan mengenai Capital Eduquacy, Ratio, Legal Reserve, Maximum Lending Limit, dan lain-lain harus ditaati sepenuhnya tanpa pengecualian. Dengan demikian ambisi suatu bank harus juga memperhatikan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.


Disadur dari Buku Bank Budgeting Teguh Pudjo Muljono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar